Taktik Ruben Amorim di Sporting CP Formasi Menyerang Tanpa Pemain Nomor 10!

Bagikan

Ruben Amorim, pelatih muda berbakat asal Portugal, telah membawa angin segar ke Sporting CP dengan pendekatan taktis yang inovatif.

Taktik Ruben Amorim di Sporting CP Formasi Menyerang Tanpa Pemain Nomor 10!

Salah satu aspek paling menarik dari taktik Amorim adalah penggunaan formasi menyerang tanpa pemain nomor 10 tradisional. Bagaimana Amorim berhasil mengimplementasikan strategi ini dan apa dampaknya terhadap performa tim? Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputar FOOTBALL MARKETING.

Pendekatan Taktis Ruben Amorim

Pendekatan taktis Ruben Amorim di Sporting CP dikenal dengan formasi menyerang yang inovatif, sering kali menggunakan formasi 3-2-5 tanpa pemain nomor 10 tradisional. Dalam formasi ini, Amorim mengandalkan fleksibilitas dan fluiditas posisi pemain untuk menciptakan keunggulan numerik di berbagai area lapangan. Dua gelandang bertahan berfungsi sebagai penghubung antara lini belakang dan depan, sementara lima pemain depan terdiri dari dua penyerang sayap, dua penyerang tengah, dan satu pemain yang beroperasi di antara lini tengah dan depan. Pendekatan ini memungkinkan Sporting untuk menekan lawan dengan intensitas tinggi dan memanfaatkan ruang yang tercipta di lini pertahanan lawan.

Tanpa pemain nomor 10 tradisional, Amorim mengandalkan kreativitas dan kemampuan individu dari pemain sayap dan gelandang serang untuk menciptakan peluang. Pemain seperti Pedro Gonçalves dan Marcus Edwards sering kali berperan sebagai playmaker yang bergerak bebas, menciptakan peluang melalui dribbling, umpan terobosan, dan pergerakan tanpa bola. Pendekatan ini tidak hanya membuat serangan Sporting lebih dinamis dan sulit diprediksi. Lalu tetapi juga memungkinkan tim untuk mempertahankan keseimbangan antara serangan dan pertahanan. Dengan taktik ini, Sporting CP berhasil meraih kesuksesan di kompetisi domestik dan Eropa, menunjukkan efektivitas pendekatan taktis Ruben Amorim.

Peran Ganda Gelandang

Ruben Amorim, pelatih Sporting CP, telah mengimplementasikan taktik yang unik dan inovatif dengan menghilangkan peran tradisional pemain nomor 10 dalam formasi menyerangnya. Dalam formasi 3-2-5 yang digunakan saat menyerang, Amorim mengandalkan dua gelandang sebagai pivot ganda. Peran ganda gelandang ini sangat krusial karena mereka bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antara serangan dan pertahanan. Mereka harus mampu mendistribusikan bola dengan cepat dan akurat, serta memberikan dukungan defensif ketika tim kehilangan bola.

Selain itu, gelandang ganda ini juga berperan dalam menciptakan keunggulan jumlah pemain di area tengah lapangan, memungkinkan Sporting CP untuk mendominasi penguasaan bola. Dengan tidak adanya pemain nomor 10, gelandang ganda harus lebih kreatif dalam membangun serangan dari belakang dan menghubungkan lini pertahanan dengan lini serang. Mereka sering kali bekerja sama dengan wingback yang maju ke depan untuk memberikan lebar pada serangan dan menciptakan peluang go. Pendekatan ini telah terbukti efektif, membuat Sporting CP menjadi salah satu tim dengan serangan paling produktif di liga.

Baca Juga: Fonseca Tidak Menyerah Kejar Scudetto: Perjuangan AS Roma di Serie A

Sayap yang Agresif

Dalam taktik Ruben Amorim di Sporting CP, sayap yang agresif memainkan peran kunci dalam formasi menyerang 3-2-5 tanpa pemain nomor 10. Dua wingback yang maju ke depan berfungsi sebagai winger, menciptakan lebar dan kedalaman serangan. Mereka tidak hanya bertugas untuk memberikan umpan silang ke dalam kotak penalti. Dan tetapi juga sering kali masuk ke dalam untuk menciptakan peluang mencetak gol. Pergerakan dinamis dari wingback ini membuat pertahanan lawan kesulitan untuk mengantisipasi serangan. Dan lalu mereka harus terus-menerus menyesuaikan posisi mereka untuk menutup ruang yang ditinggalkan oleh wingback yang maju.

Selain itu, agresivitas sayap dalam taktik ini juga terlihat dari kontribusi mereka dalam fase bertahan. Amorim menekankan pentingnya pressing tinggi dan cepat dari para pemain sayap untuk merebut bola kembali secepat mungkin setelah kehilangan penguasaan. Dengan demikian, sayap tidak hanya berperan dalam menyerang tetapi juga menjadi garis pertahanan pertama yang efektif. Pendekatan ini memastikan transisi yang cepat dari bertahan ke menyerang, membuat Sporting CP mampu mempertahankan tekanan tinggi dan mendominasi permainan.

Implementasi di Sporting CP

Implementasi taktik Ruben Amorim di Sporting CP dengan formasi menyerang 3-2-5 tanpa pemain nomor 10 telah menunjukkan hasil yang mengesankan. Pada musim 2024/2025, Sporting CP berhasil meraih sembilan kemenangan berturut-turut di Liga Portugal, mencetak 30 gol dan hanya kebobolan dua. Amorim mengubah formasi dasar 3-4-3 menjadi 3-2-5 saat menguasai bola, dengan dua wingback yang maju untuk memberikan lebar serangan dan menciptakan peluang dari sisi lapangan. Tanpa pemain nomor 10 tradisional, pergerakan dinamis dari para pemain depan menjadi kunci dalam menciptakan ruang dan peluang mencetak gol.

Selain itu, Amorim juga menekankan pentingnya transisi cepat dari bertahan ke menyerang. Ketika kehilangan bola, formasi berubah menjadi 5-2-3 dengan wingback yang kembali ke posisi bertahan untuk menjaga kelebaran. Pendekatan ini memastikan Sporting CP tetap solid dalam bertahan sambil siap untuk melancarkan serangan balik yang cepat dan efektif. Implementasi taktik ini tidak hanya meningkatkan performa tim di liga domestik tetapi juga membuat Sporting CP menjadi salah satu tim yang paling ditakuti di kompetisi Eropa.

Kesimpulan

Ruben Amorim telah menunjukkan keahliannya sebagai pelatih Sporting CP dengan mengadopsi taktik formasi menyerang yang inovatif. Dan meski tanpa pemain nomor 10 yang biasanya berperan sebagai pengatur serangan. Dengan menggunakan formasi 3-4-3 atau 4-3-3, Amorim memaksimalkan peran pemain sayap dan gelandang box-to-box untuk menciptakan ruang dan opsi serangan. Pemain-pemain ini tidak hanya bertugas mempertahankan, tetapi juga berkontribusi dalam mengoptimalkan transisi cepat dari pertahanan ke serangan. Keberanian Amorim ini tidak hanya memberikan fleksibilitas taktis, tetapi juga menunjukkan bahwa permainan modern dapat menjadi lebih dinamis dan kolektif tanpa bergantung pada sosok klasik nomor 10.

Di samping itu, penekanan Amorim pada penguasaan bola dan pergerakan tanpa bola telah menciptakan skema serangan yang susah dibaca lawan. Melalui konfigurasi pemain yang saling mendukung dan beradaptasi, Sporting CP dapat melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti lawan dengan lebih efektif. Taktik ini tidak hanya meningkatkan kreativitas dalam menyerang, tetapi juga membuat pemain lain seperti gelandang atau bek sayap lebih terlibat dalam proses ofensif. Dengan pendekatan ini, Amorim berhasil membuktikan bahwa tim dapat beroperasi dengan baik walaupun tanpa pemain yang secara tradisional berfungsi sebagai playmaker. Ini menandakan evolusi strategi dalam permainan sepak bola saat ini.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang olah raga menarik lainya hanya dengan klik sportsnation360.com.